Dan lagi
dari sudut bukit sebuah ranu
aku melihatmu
saru
diam antara cecer dedaun waru dan jejer rapi pohon jati
Pula di tikungan jalan setapak
yang kulewati saat pancasona mega ikut bergerak
pulang
Wajahmu mampir di pucuk-pucuk rebung
; tunas mudanya sulur pring kuning
kau tertawa
disela jamur bulan yang ku biarkan
tercerabut dari akarnya
Lalu
di lintas ujung lereng,tepi sungai hilir
aku ingat
di pinggiran ranu telah tertinggal bait pertamamu
; merumpang syair nyinyirku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Inspirasi Syair
Dan lagi
dari sudut bukit sebuah ranu
aku melihatmu
saru
diam antara cecer dedaun waru dan jejer rapi pohon jati
Pula di tikungan jalan setapak
yang kulewati saat pancasona mega ikut bergerak
pulang
Wajahmu mampir di pucuk-pucuk rebung
; tunas mudanya sulur pring kuning
kau tertawa
disela jamur bulan yang ku biarkan
tercerabut dari akarnya
Lalu
di lintas ujung lereng,tepi sungai hilir
aku ingat
di pinggiran ranu telah tertinggal bait pertamamu
; merumpang syair nyinyirku
dari sudut bukit sebuah ranu
aku melihatmu
saru
diam antara cecer dedaun waru dan jejer rapi pohon jati
Pula di tikungan jalan setapak
yang kulewati saat pancasona mega ikut bergerak
pulang
Wajahmu mampir di pucuk-pucuk rebung
; tunas mudanya sulur pring kuning
kau tertawa
disela jamur bulan yang ku biarkan
tercerabut dari akarnya
Lalu
di lintas ujung lereng,tepi sungai hilir
aku ingat
di pinggiran ranu telah tertinggal bait pertamamu
; merumpang syair nyinyirku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar