Di Rembang Senja, Di Sebuah Dermaga



Dulunya Kita serupa bocah lugu
Yang suka malu-malu
Menangkap kunang-kunang dipinggiran sawah sebelah rumah dengan kain jarik milik Ibu
Menghitung laron-laron yang terbang di sekitar temaramnya sinar neon
Menerbangkan dandelion-dandelion di atas tandon
 Dan menari-nari dengan tangan dan kaki yang kita ikat sendiri dengan tali

"Dulunya, Kita ini angsa putih kawan
Yang warnanya memang tak terlalu putih
Dan lehernya tak terlalu panjang seperti sekarang" : ucapmu ketika lelah
Aku diam, coba mengeja makna
 Dan kau tertawa Bersendawa

”Kita ini senar gitar Mungkin juga dawai dari biola yang coba sering kau mainkan,meski terkadang sumbang
Kita mengambil duri dari kaktus yang kutanam di halaman
Dan mencuri bisa milik ular Lalu kita meminumnya sebagai obat untuk kuat”: ucapmu lagi, saat kepayahan Dan aku hanya diam
Sedang kau masih saja mengusap kacamata Yang gagangnya retak Tak sengaja kuinjak
Saat akhirnya kau berkata ”Ah, kita ini bukan apa-apa":
Di rembang senja yang purba, di sebuah dermaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Di Rembang Senja, Di Sebuah Dermaga



Dulunya Kita serupa bocah lugu
Yang suka malu-malu
Menangkap kunang-kunang dipinggiran sawah sebelah rumah dengan kain jarik milik Ibu
Menghitung laron-laron yang terbang di sekitar temaramnya sinar neon
Menerbangkan dandelion-dandelion di atas tandon
 Dan menari-nari dengan tangan dan kaki yang kita ikat sendiri dengan tali

"Dulunya, Kita ini angsa putih kawan
Yang warnanya memang tak terlalu putih
Dan lehernya tak terlalu panjang seperti sekarang" : ucapmu ketika lelah
Aku diam, coba mengeja makna
 Dan kau tertawa Bersendawa

”Kita ini senar gitar Mungkin juga dawai dari biola yang coba sering kau mainkan,meski terkadang sumbang
Kita mengambil duri dari kaktus yang kutanam di halaman
Dan mencuri bisa milik ular Lalu kita meminumnya sebagai obat untuk kuat”: ucapmu lagi, saat kepayahan Dan aku hanya diam
Sedang kau masih saja mengusap kacamata Yang gagangnya retak Tak sengaja kuinjak
Saat akhirnya kau berkata ”Ah, kita ini bukan apa-apa":
Di rembang senja yang purba, di sebuah dermaga