Puisi Duri Duri Dam

Pak, putra putri kita selalu saja bermain.
Si Buyung tak hanya meneliti puting beliung, tapi juga ahli merayu dan memilin puting perawan ting-ting.
Sedang Upik,yang biasanya ongkang-ongkang kaki makan kripik sambil nonton duyung atau doraemon, kini sudah lihai selurup ujung kondom dan rutin suntik hormon.

Sungguh hebatnya mereka.Dari Ibtidaiyah, Aliyah mereka belajar yang namanya falsafah akhlak dan aqidah.Tapi saat orang tua melarang keluar rumah, mereka lupa tata krama.
Di jawabnya,’Ini jamannya anak muda berdisco, clubbing sampai nungging-nungging, bukan era pingitan ala putri Solo atau dikebiri layak anak kambing”.
Ah, pintar benar Buyur Upik menampik.

Menarilah dan terus tertawa
Meski dunia tak seindah surga...

Anak kita memang luar biasa.kesana kemari selalu tertawa.
Tak lagi pemuja bahkan peduli terhadap Miyabi.Tapi malah menggandrungi dan terus mengagungkan si Ryan dari Jombang.Bahkan sekarang, perempuan berani makan perempuan.Kata orang itu yang disebut lesbian.
Perlahan seorang Bapak mulai gencar memburu wanita-wanita pujaan, yang tubuhnya sudah seharga jajanan pasar, koran-koran emperan, juga VCD bajakan.Dan Ibu-ibu sudah keranjingan dengan arisan, sebab acara puncaknya adalah lelang para gigolo.Tak ayal anak-anak kita berlaku ala Surti-Tejo.
Menggelar tikar di tengah ladang, mendominasi sudut-sudut pematang tempat sang kodok biasa jongkok. Ah, benar-benar lucu tingkah laku anak-anak kita itu.Mengartikan cinta seharga nafsu gilanya.

(Duri duri dam dam duri duri dam...., backsound terakhir atas kekacauan yang terjadi disuatu malam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Duri Duri Dam

Pak, putra putri kita selalu saja bermain.
Si Buyung tak hanya meneliti puting beliung, tapi juga ahli merayu dan memilin puting perawan ting-ting.
Sedang Upik,yang biasanya ongkang-ongkang kaki makan kripik sambil nonton duyung atau doraemon, kini sudah lihai selurup ujung kondom dan rutin suntik hormon.

Sungguh hebatnya mereka.Dari Ibtidaiyah, Aliyah mereka belajar yang namanya falsafah akhlak dan aqidah.Tapi saat orang tua melarang keluar rumah, mereka lupa tata krama.
Di jawabnya,’Ini jamannya anak muda berdisco, clubbing sampai nungging-nungging, bukan era pingitan ala putri Solo atau dikebiri layak anak kambing”.
Ah, pintar benar Buyur Upik menampik.

Menarilah dan terus tertawa
Meski dunia tak seindah surga...

Anak kita memang luar biasa.kesana kemari selalu tertawa.
Tak lagi pemuja bahkan peduli terhadap Miyabi.Tapi malah menggandrungi dan terus mengagungkan si Ryan dari Jombang.Bahkan sekarang, perempuan berani makan perempuan.Kata orang itu yang disebut lesbian.
Perlahan seorang Bapak mulai gencar memburu wanita-wanita pujaan, yang tubuhnya sudah seharga jajanan pasar, koran-koran emperan, juga VCD bajakan.Dan Ibu-ibu sudah keranjingan dengan arisan, sebab acara puncaknya adalah lelang para gigolo.Tak ayal anak-anak kita berlaku ala Surti-Tejo.
Menggelar tikar di tengah ladang, mendominasi sudut-sudut pematang tempat sang kodok biasa jongkok. Ah, benar-benar lucu tingkah laku anak-anak kita itu.Mengartikan cinta seharga nafsu gilanya.

(Duri duri dam dam duri duri dam...., backsound terakhir atas kekacauan yang terjadi disuatu malam)