Prasetya Dewabrata

Pras..
Diantara huma dan ladang tak bernyawa aku singgah
Ada sebuah kastil tua yang kudirikan dengan pagar kesetiaan disana
Setiap sisi ruangnya kusepuh dengan tirai kasih tulus
Kupancangkan pasak-pasak harapan di tiap lekuk bangunannya
Pun tak lupa kuwarnai dinding-dinding hati dengan warna putih biru..
Warna yang kau bilang lambang dari kasih yang suci juga rindu

Pras...
Setengah windu Pras,
Setengah windu aku menunggumu
Dan tanah tak bertuan ini lah yang kau janjikan menjadi tempat kita bertamu dan bertemu

Pras...
Dihari ketujuh,pada pertengahan tahun sewindu yang lalu
Aku tak pernah lupa,saat itu bulan sedang tidak purnama
Dan kala itu lah,
Kau ucap sebait kalimat,yang lalu kuanggap sebagai prasetya
Sebuah janji yang pasti kau tepati
"Tunggu aku di kabisat kedua.Dalam tahun,hari,juga waktu yang sama"

Tapi Pras,
Kabisat kedua sudah lewat
Setengah windu itu sudah berlalu tepat tujuh hari yang lalu
Tetap saja aku tak merasakan kepulanganmu Pras..

Sebenarnya titah apa yang hendak kau bawa,
Dan akan kau haturkan pada siapa

Pras...
Sudah lenyapkah kesadaranmu
Sudah hilangkah separuh akalmu
Hingga kau tafsir titah tak bernama itu sebagai cinta
Lalu hendak kemana titah itu kau bawa?
Dan akan kau haturkan pada siapa?

Kau pergi dengan alasan untuk menyampaikan titah itu,
Lalu bagaimana dengan aku,
yang lebih dari setengah windu kau suruh untuk menunggu??

Di sini,
Diantara huma,ladang tak bernyawa,juga kastil tua
Telah kupahat prasasti dengan namamu Pras..
pun ku tuliskan riwayat Prasetya Dewabrata di sana
Lengkap dengan ukiran nelangsa juga goresan nestapa
Tidakkah kau tahu Pras?,
Prasasti itu ku ukir dengan pena cinta yan masih tersisa
dan juga tinta air mata...

Itu lah aku Pras...
Aku yang masih bertahan menunggumu
Aku yang tetap memegang janjiku kala itu,
"Ya,Aku akan menunggumu dikabisat kedua.bahkan kabisat ketiga,keempat dan berikutnya..."

catatan khusus : Arghh,sepertinya otakku sudah mulai berkarat Pras...
Apalagi hatiku, sepertinya memang ikut sekarat.
Aku kenal betul siapa kau Pras,bahkan caruk-maruk dalam ceruk hatimu aku pun bisa ikut merasakan...
Coretan ini adalah tentangmu Pras,
Ttg seorang "Dwi Prastiani", sahabat sekaligus saudara bagiku,yang saat ini menunggu Prasetya Dewabratanya.
Seseorang yang diharapkan mampu memegang janjinya/setia(prasetya).

Sabarlah Pras, Prasetyamu pasti datang.
meski tak bisa kupastikan prasetyamu akan hadir dengan wujud yang sama seperti sebelumnya ataukah muncul prasetya lain yang berbeda...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prasetya Dewabrata

Pras..
Diantara huma dan ladang tak bernyawa aku singgah
Ada sebuah kastil tua yang kudirikan dengan pagar kesetiaan disana
Setiap sisi ruangnya kusepuh dengan tirai kasih tulus
Kupancangkan pasak-pasak harapan di tiap lekuk bangunannya
Pun tak lupa kuwarnai dinding-dinding hati dengan warna putih biru..
Warna yang kau bilang lambang dari kasih yang suci juga rindu

Pras...
Setengah windu Pras,
Setengah windu aku menunggumu
Dan tanah tak bertuan ini lah yang kau janjikan menjadi tempat kita bertamu dan bertemu

Pras...
Dihari ketujuh,pada pertengahan tahun sewindu yang lalu
Aku tak pernah lupa,saat itu bulan sedang tidak purnama
Dan kala itu lah,
Kau ucap sebait kalimat,yang lalu kuanggap sebagai prasetya
Sebuah janji yang pasti kau tepati
"Tunggu aku di kabisat kedua.Dalam tahun,hari,juga waktu yang sama"

Tapi Pras,
Kabisat kedua sudah lewat
Setengah windu itu sudah berlalu tepat tujuh hari yang lalu
Tetap saja aku tak merasakan kepulanganmu Pras..

Sebenarnya titah apa yang hendak kau bawa,
Dan akan kau haturkan pada siapa

Pras...
Sudah lenyapkah kesadaranmu
Sudah hilangkah separuh akalmu
Hingga kau tafsir titah tak bernama itu sebagai cinta
Lalu hendak kemana titah itu kau bawa?
Dan akan kau haturkan pada siapa?

Kau pergi dengan alasan untuk menyampaikan titah itu,
Lalu bagaimana dengan aku,
yang lebih dari setengah windu kau suruh untuk menunggu??

Di sini,
Diantara huma,ladang tak bernyawa,juga kastil tua
Telah kupahat prasasti dengan namamu Pras..
pun ku tuliskan riwayat Prasetya Dewabrata di sana
Lengkap dengan ukiran nelangsa juga goresan nestapa
Tidakkah kau tahu Pras?,
Prasasti itu ku ukir dengan pena cinta yan masih tersisa
dan juga tinta air mata...

Itu lah aku Pras...
Aku yang masih bertahan menunggumu
Aku yang tetap memegang janjiku kala itu,
"Ya,Aku akan menunggumu dikabisat kedua.bahkan kabisat ketiga,keempat dan berikutnya..."

catatan khusus : Arghh,sepertinya otakku sudah mulai berkarat Pras...
Apalagi hatiku, sepertinya memang ikut sekarat.
Aku kenal betul siapa kau Pras,bahkan caruk-maruk dalam ceruk hatimu aku pun bisa ikut merasakan...
Coretan ini adalah tentangmu Pras,
Ttg seorang "Dwi Prastiani", sahabat sekaligus saudara bagiku,yang saat ini menunggu Prasetya Dewabratanya.
Seseorang yang diharapkan mampu memegang janjinya/setia(prasetya).

Sabarlah Pras, Prasetyamu pasti datang.
meski tak bisa kupastikan prasetyamu akan hadir dengan wujud yang sama seperti sebelumnya ataukah muncul prasetya lain yang berbeda...