Adalah benar apa yang engkau ucapkan. Bahwa hidup tidak
melulu tentang cinta.
Dengan aku berkata mencintaimu, dunia tidak lantas berubah
damai. Konflik di Palestina tak lantas reda dan ego yahudi di israel sana tak
pula hilang seketika.
Dengan aku berkata mencintaimu, partaipartai masih tetap
saja sibuk berkoalisi, tetap membicarakan atau mungkin sibuk membagi-bagi
kursi, dan pemerintahan masih saja berisi kemunafikan, ketidakadilan.
Dengan aku berkata mencintaimu, tak ada yang berubah disekelilingku.
Hutan kita tetap berkurang beberapa hektar tiap harinya, area pemukiman
menggerus lahan pertanian kita, polusi udara dimana mana, bahkan sesekali
bukannya berjalan kaki atau bersepeda, kita justru asyik mengendarai mobil.
Bukannya menanam pohon, aku justru membawa pulang bungabunga mawar yang kau
belikan setiap bulannya.
Dengan aku berkata mencintaimu, pendapatan per kapita
indonesia tidak serta merta melonjak seketika, debatdebat tak pula segera
lenyap, dan harga barang pokok tidak begitu saja berhenti untuk merangkak naik.
Adalah benar yang kau ucapkan. Bahwa cintacinta kita tak
berkorelasi dengan apapun yang terjadi dengan negara.
Bahwa cintaku adalah sesuatu di luar itu semua.
Bahkan meski aku ganti berkata "aku mencintai negri
ini", itupun tak lantas mengubah apa-apa yang terjadi disekelilingku saat
ini.
Terlalu banyak kemunafikan, kebencian yang disebar, dan
ketidakadilan yang pada akhirnya aku tahu ia tak akan cukup dilawan dengan
hanya sekedar kata "aku cinta".
Ah.. mencintai negri ini sama rumitnya dengan mencintaimu.
yg selalu berkata "aku juga mencintaimu. tapi
Sayangku... hidup itu bukan melulu tentang cinta".
Lalu tentang apa?
Dan sambil mereka-reka, aku jadi berpikir, kira-kira selama
ini aku lebih mencintai mana.
Kau.., negri ini... atau mungkin diriku sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar