'Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis ...'
'Pada pohon gandarusa di tempat itu, kita menggantungkan kecapi kita'
Mazmur ini
Adalah lembar yang kulempar
Di wajahmu menjelang semusim akhir penghujung tahun
Ayat yang di caturwulan kedua
Tak hendak kurapal, tak niat kulafal
Biar pudar
Sebab aku, kala itu hendak kau tinggal
Dan ini kali
Ku biarkan pemazmur memainkan nadanya
Mencuri hela di tiap celah nafas
Bersemburat tak jelas
Maka disini lah,
Kemudian akan kutulis wahyu tak bermutu
Tentang aku yang tak lagi diutus mengeja rindu
: untukmu
Sebab telah genap satu warsa
Aku putar arah menafsir cinta
Pada sudut gereja berpagar gandaria
Tuntas kutanam sebatang gandarusa
Antaranya, sudah pula kugantungkan sebuah kecapi
: tanda musik suka cita atas cinta kita murni berhenti
Biar saat kau tiba
Kau tahu
Usai kau memutus cinta
Kuhibahkan diri pada Ilahi
Suci, dalam kalung dan jubah biarawati
catatan khusus : Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis..
Pada pohon gandarusa di tempat itu, kita menggantungkan kecapi kita--baris-baris pertama Mazmur 137
sebenarnya adl pasal yg bercerita ttg pembuangan.Ttg orang-orang yg menggantungkan kecapinya karena tak bisa memainkan musik sukacita yang diinginkan hati mereka..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berawal Dari Mazmur
'Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis ...'
'Pada pohon gandarusa di tempat itu, kita menggantungkan kecapi kita'
Mazmur ini
Adalah lembar yang kulempar
Di wajahmu menjelang semusim akhir penghujung tahun
Ayat yang di caturwulan kedua
Tak hendak kurapal, tak niat kulafal
Biar pudar
Sebab aku, kala itu hendak kau tinggal
Dan ini kali
Ku biarkan pemazmur memainkan nadanya
Mencuri hela di tiap celah nafas
Bersemburat tak jelas
Maka disini lah,
Kemudian akan kutulis wahyu tak bermutu
Tentang aku yang tak lagi diutus mengeja rindu
: untukmu
Sebab telah genap satu warsa
Aku putar arah menafsir cinta
Pada sudut gereja berpagar gandaria
Tuntas kutanam sebatang gandarusa
Antaranya, sudah pula kugantungkan sebuah kecapi
: tanda musik suka cita atas cinta kita murni berhenti
Biar saat kau tiba
Kau tahu
Usai kau memutus cinta
Kuhibahkan diri pada Ilahi
Suci, dalam kalung dan jubah biarawati
catatan khusus : Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis..
Pada pohon gandarusa di tempat itu, kita menggantungkan kecapi kita--baris-baris pertama Mazmur 137
sebenarnya adl pasal yg bercerita ttg pembuangan.Ttg orang-orang yg menggantungkan kecapinya karena tak bisa memainkan musik sukacita yang diinginkan hati mereka..
'Pada pohon gandarusa di tempat itu, kita menggantungkan kecapi kita'
Mazmur ini
Adalah lembar yang kulempar
Di wajahmu menjelang semusim akhir penghujung tahun
Ayat yang di caturwulan kedua
Tak hendak kurapal, tak niat kulafal
Biar pudar
Sebab aku, kala itu hendak kau tinggal
Dan ini kali
Ku biarkan pemazmur memainkan nadanya
Mencuri hela di tiap celah nafas
Bersemburat tak jelas
Maka disini lah,
Kemudian akan kutulis wahyu tak bermutu
Tentang aku yang tak lagi diutus mengeja rindu
: untukmu
Sebab telah genap satu warsa
Aku putar arah menafsir cinta
Pada sudut gereja berpagar gandaria
Tuntas kutanam sebatang gandarusa
Antaranya, sudah pula kugantungkan sebuah kecapi
: tanda musik suka cita atas cinta kita murni berhenti
Biar saat kau tiba
Kau tahu
Usai kau memutus cinta
Kuhibahkan diri pada Ilahi
Suci, dalam kalung dan jubah biarawati
catatan khusus : Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis..
Pada pohon gandarusa di tempat itu, kita menggantungkan kecapi kita--baris-baris pertama Mazmur 137
sebenarnya adl pasal yg bercerita ttg pembuangan.Ttg orang-orang yg menggantungkan kecapinya karena tak bisa memainkan musik sukacita yang diinginkan hati mereka..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar