Cinta dan Hiperbola

Pagi ini tidak ada kiriman bunga, yang ada justru kiriman pulsa. 
Yang ketika kutanya kenapa kirim pulsa, kau lalu menjawabnya "aku tadi beli. lalu kubagi.."

Kemarin juga demikian. Tidak ada pesan pendek : "aku cinta kamu selamanya", atau "aku betul-betul cinta kamu, sayang..", persis pesan-pesan yg dikirim beberapa teman kepada pacarnya. Tapi yang ada justru pesan pendek : "hati-hati di jalan.. jaga diri. Jangan lupa juga jaga hati."

Beberapa hari lalu juga begitu. Tak ada pujian : "Kamu sangat cantik hari ini" atau "seperti biasa,kamu selalu cantik. Aku bangga", pujian yg sering kudengar dilontarkan seorang laki-laki kepada kekasihnya di sini.  
Yang ada justru kau memberikan buku dan kumpulan artikel yg katanya bagus sebagai bahan bacaanku dan referensi untuk tulisanku.

Ketika kutanya "Apa aku tidak cantik?"
Kau lalu menjawabnya "Buku-buku itu yang akan membuatmu selalu cantik buatku. Bahkan jika kamu tidak bisa menjadi cantik sekalipun, maka jadilah pandai. Karena bagiku, perempuan pintar akan selalu tampak lebih cantik ketimbang perempuan yang hanya cantik secara fisik".

Sebelum-sebelumnya pun demikian. Tidak ada bahasa dan sikap cinta yg membual dan muluk-muluk untuk kudengar. Bahwa sejatinya mungkin cinta memang tak perlu dibahasakan hiperbola, cukup diisyaratkan lewat kata dan cara yang sederhana.

Satu hari ini aku bersyukur, menemukan cinta yang mengajariku berbagi. 
Menemukan cinta yang tak sering menyebut kata 'cinta' itu sendiri lewat mulutnya, melainkan lewat caranya bersikap dengan penuh cinta.  

Sungguh, satu hari ini aku semakin tahu dan harus kuakui
bahwa  aku mencintai caramu mencintaiku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta dan Hiperbola

Pagi ini tidak ada kiriman bunga, yang ada justru kiriman pulsa. 
Yang ketika kutanya kenapa kirim pulsa, kau lalu menjawabnya "aku tadi beli. lalu kubagi.."

Kemarin juga demikian. Tidak ada pesan pendek : "aku cinta kamu selamanya", atau "aku betul-betul cinta kamu, sayang..", persis pesan-pesan yg dikirim beberapa teman kepada pacarnya. Tapi yang ada justru pesan pendek : "hati-hati di jalan.. jaga diri. Jangan lupa juga jaga hati."

Beberapa hari lalu juga begitu. Tak ada pujian : "Kamu sangat cantik hari ini" atau "seperti biasa,kamu selalu cantik. Aku bangga", pujian yg sering kudengar dilontarkan seorang laki-laki kepada kekasihnya di sini.  
Yang ada justru kau memberikan buku dan kumpulan artikel yg katanya bagus sebagai bahan bacaanku dan referensi untuk tulisanku.

Ketika kutanya "Apa aku tidak cantik?"
Kau lalu menjawabnya "Buku-buku itu yang akan membuatmu selalu cantik buatku. Bahkan jika kamu tidak bisa menjadi cantik sekalipun, maka jadilah pandai. Karena bagiku, perempuan pintar akan selalu tampak lebih cantik ketimbang perempuan yang hanya cantik secara fisik".

Sebelum-sebelumnya pun demikian. Tidak ada bahasa dan sikap cinta yg membual dan muluk-muluk untuk kudengar. Bahwa sejatinya mungkin cinta memang tak perlu dibahasakan hiperbola, cukup diisyaratkan lewat kata dan cara yang sederhana.

Satu hari ini aku bersyukur, menemukan cinta yang mengajariku berbagi. 
Menemukan cinta yang tak sering menyebut kata 'cinta' itu sendiri lewat mulutnya, melainkan lewat caranya bersikap dengan penuh cinta.  

Sungguh, satu hari ini aku semakin tahu dan harus kuakui
bahwa  aku mencintai caramu mencintaiku...