Kertas-ketas diatas meja belajar itu
isinya cuma tumpuk pemberontakan.
Pada sistem pemerintahan negara.
Pada adat-adat masyarakat yang ketat.mengikat
Tentang bantahan upaya provokasi terhadap sesama mahasiswa
Tentang desakan-desakan atas segala macam permasalahan
yg tak juga diselesaikan pihak peradilan
Aku belajar itu.Membacanya sedari siang tadi.
Sambil menekan perut, yang sakitnya tepat mampat di ulu hati.
Kembali sibuk mempelajari. Jauh sebelum orde menuntutnya untuk kupahami.
Dan jauh sesudah kasihku satu itu, pergi.
Aku pun belajar. Meski dalam keterbelakangan
mencapai tingkatan perguruan.
Tapi yang hendak kutanyakan,
di kertas-kertas itu, siapa yang sudah menuliskan sebuah istilah baru?
yang tak juga bisa kuterjemahkan
dengan kamus bahasa lengkap sekalipun
Ah, sayang..aku cuma bisa tersenyum
hambar.
Langganan:
Postingan (Atom)
Di balik Kertas Itu. Aku cemburu
Kertas-ketas diatas meja belajar itu
isinya cuma tumpuk pemberontakan.
Pada sistem pemerintahan negara.
Pada adat-adat masyarakat yang ketat.mengikat
Tentang bantahan upaya provokasi terhadap sesama mahasiswa
Tentang desakan-desakan atas segala macam permasalahan yg tak juga diselesaikan pihak peradilan
Aku belajar itu.Membacanya sedari siang tadi.
Sambil menekan perut, yang sakitnya tepat mampat di ulu hati.
Kembali sibuk mempelajari. Jauh sebelum orde menuntutnya untuk kupahami.
Dan jauh sesudah kasihku satu itu, pergi.
Aku pun belajar. Meski dalam keterbelakangan mencapai tingkatan perguruan.
Tapi yang hendak kutanyakan,
di kertas-kertas itu, siapa yang sudah menuliskan sebuah istilah baru?
yang tak juga bisa kuterjemahkan dengan kamus bahasa lengkap sekalipun
Ah, sayang..aku cuma bisa tersenyum hambar.
Pada sistem pemerintahan negara.
Pada adat-adat masyarakat yang ketat.mengikat
Tentang bantahan upaya provokasi terhadap sesama mahasiswa
Tentang desakan-desakan atas segala macam permasalahan yg tak juga diselesaikan pihak peradilan
Aku belajar itu.Membacanya sedari siang tadi.
Sambil menekan perut, yang sakitnya tepat mampat di ulu hati.
Kembali sibuk mempelajari. Jauh sebelum orde menuntutnya untuk kupahami.
Dan jauh sesudah kasihku satu itu, pergi.
Aku pun belajar. Meski dalam keterbelakangan mencapai tingkatan perguruan.
Tapi yang hendak kutanyakan,
di kertas-kertas itu, siapa yang sudah menuliskan sebuah istilah baru?
yang tak juga bisa kuterjemahkan dengan kamus bahasa lengkap sekalipun
Ah, sayang..aku cuma bisa tersenyum hambar.
Langganan:
Postingan (Atom)